Profil Desa Kartoharjo
Ketahui informasi secara rinci Desa Kartoharjo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Magelang, sebuah desa penyangga ibu kota kecamatan yang dikenal sebagai sentra UMKM. Jelajahi denyut industri rumahan emping melinjo yang menjadi ikonnya, potensi ekonomi kreatif, serta data demografi masyarakatny
-
Sentra Industri Emping Melinjo
Perekonomian desa secara dominan digerakkan oleh industri rumahan pembuatan emping melinjo yang bersifat massal dan telah menjadi ikon desa.
-
Desa Penyangga yang Dinamis
Lokasinya yang strategis, berbatasan langsung dengan ibu kota kecamatan, menjadikannya sebuah kawasan suburban yang padat dengan tingkat wirausaha yang tinggi.
-
Ekonomi Berbasis UMKM
Karakter masyarakatnya sangat menonjol dalam bidang wirausaha, tidak hanya terfokus pada emping melinjo tetapi juga mencakup berbagai usaha di sektor makanan, jasa, dan perdagangan.
Desa Kartoharjo, yang namanya dalam filosofi Jawa menyiratkan harapan akan kemakmuran dan ketertiban, hadir sebagai bukti nyata bahwa semangat wirausaha merupakan denyut nadi yang dapat menggerakkan sebuah komunitas. Terletak strategis sebagai desa penyangga yang berbatasan langsung dengan pusat pemerintahan Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Kartoharjo telah menjelma menjadi sebuah kawasan produsen yang dinamis. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama industri rumahan emping melinjo, sebuah produk kuliner yang tidak hanya menopang ekonomi ratusan keluarga, tetapi juga menjadi ikon dan identitas kebanggaan desa. Profil ini akan mengupas secara mendalam karakteristik Desa Kartoharjo sebagai desa wirausaha, dari geografi, demografi, hingga detil industri kreatif yang menjadi tulang punggungnya.
Geografi dan Demografi: Desa Penyangga yang Dinamis
Secara geografis, Desa Kartoharjo menempati lokasi yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Desa Grabag, yang merupakan ibu kota kecamatan. Kedekatan ini memberikan banyak keuntungan, terutama dalam hal akses terhadap pasar, layanan publik dan jalur transportasi utama. Topografi desa ini cenderung landai, menjadikannya ideal untuk pengembangan pemukiman padat dan aktivitas industri rumahan. Lanskapnya merupakan perpaduan antara area residensial yang rapat, di mana denyut produksi berlangsung, dengan sisa lahan pertanian di wilayah pinggiran yang masih dipertahankan.Berdasarkan data statistik terbaru per September 2025, Desa Kartoharjo memiliki luas wilayah 2,80 kilometer persegi. Meskipun luasnya relatif kecil, desa ini dihuni oleh populasi yang sangat padat, yaitu sekitar 5.100 jiwa. Angka ini menghasilkan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 1.821 jiwa per kilometer persegi, salah satu yang tertinggi di Kecamatan Grabag. Kepadatan yang tinggi ini merefleksikan karakternya sebagai kawasan suburban atau "desa-kota", di mana batas antara kehidupan perdesaan dan perkotaan menjadi kabur. Banyak warganya yang beraktivitas di pusat kecamatan, namun denyut ekonomi internal desa tetap berputar kencang berkat semangat wirausaha.
Industri Emping Melinjo sebagai Penggerak Ekonomi Lokal
Keistimewaan dan kekuatan utama ekonomi Desa Kartoharjo terletak pada industri rumahan emping melinjo. Hampir di setiap sudut desa, terutama di dusun-dusun tertentu, dapat dijumpai aktivitas produksi emping yang telah berjalan secara turun-temurun. Industri ini menjadi penggerak ekonomi utama, menyerap tenaga kerja dari dalam desa—mulai dari remaja hingga orang tua—dan memberikan sumber pendapatan yang signifikan bagi ratusan kepala keluarga. Skalanya yang masif menjadikan Kartoharjo sebagai salah satu pemasok emping melinjo terkemuka untuk pasar regional.Proses produksi emping melinjo di Kartoharjo merupakan sebuah pemandangan yang menarik dan menunjukkan etos kerja masyarakatnya. Dimulai dari pengadaan bahan baku buah melinjo, yang sebagian dipasok dari kebun-kebun warga dan sebagian lagi didatangkan dari daerah lain. Proses berlanjut dengan penyangraian, pengupasan kulit, kemudian pemipihan atau penumbukan biji melinjo menjadi lempengan tipis (ngeprek). Tahap terakhir ialah penjemuran di bawah sinar matahari hingga kering sempurna sebelum emping mentah siap untuk dikemas dan dipasarkan.Produk emping melinjo dari Kartoharjo dipasarkan melalui berbagai saluran. Sebagian besar dijual dalam bentuk mentah ke Pasar Grabag, di mana para pedagang dari berbagai daerah datang untuk membeli dalam jumlah besar. Sebagian lainnya diolah lebih lanjut—digoreng dan dibumbui—untuk dijual sebagai produk siap santap. Keberadaan industri ini merupakan contoh nyata ekonomi kerakyatan yang tumbuh dari bawah dan menjadi penopang kemandirian desa.
Wirausaha dan Ragam UMKM Lainnya
Meskipun emping melinjo menjadi primadona, semangat wirausaha masyarakat Kartoharjo tidak berhenti di situ. Karakter masyarakat yang ulet dan inovatif telah melahirkan berbagai jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lainnya yang turut menopang perekonomian desa. Kedekatannya dengan pusat keramaian kecamatan menjadi katalisator bagi pertumbuhan sektor jasa dan perdagangan.Berbagai jenis usaha lain yang berkembang di desa ini meliputi industri pengolahan makanan ringan lainnya, usaha katering, serta aneka kerajinan tangan. Di sektor perdagangan, banyak warga yang membuka toko kelontong, warung makan, atau menjadi pedagang di Pasar Grabag. Sementara itu, di sektor jasa, usaha seperti perbengkelan, salon, dan jasa penatu juga tumbuh subur untuk melayani kebutuhan populasi yang padat. Keragaman UMKM ini menunjukkan bahwa ekosistem wirausaha di Kartoharjo sangat hidup dan mampu beradaptasi dengan permintaan pasar. Semangat untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, alih-alih hanya bergantung pada sektor pertanian, menjadi ciri khas yang menonjol dari masyarakat desa ini.
Pertanian sebagai Penopang dan Pemasok Bahan Baku
Di tengah denyut industri dan perdagangan, sektor pertanian di Desa Kartoharjo tetap memegang peranan penting, meskipun fungsinya telah sedikit bergeser. Pertanian di sini tidak hanya bertujuan untuk subsistensi atau ketahanan pangan, tetapi juga berperan vital sebagai pemasok bahan baku bagi industri lokal. Banyak warga yang memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah mereka untuk menanam pohon melinjo. Pohon-pohon ini menjadi sumber pasokan bahan baku utama bagi industri emping, menciptakan sebuah rantai ekonomi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir di dalam desa.Selain kebun melinjo, di area pinggiran desa yang lebih lapang, masih terhampar area persawahan yang diolah untuk menanam padi. Keberadaan sawah ini penting untuk menjaga keseimbangan ekologis, menyediakan sumber pangan pokok bagi warga, dan mempertahankan sebagian lanskap hijau di tengah padatnya pemukiman. Dengan demikian, pertanian di Kartoharjo telah beradaptasi, berfungsi secara sinergis untuk mendukung pilar utama ekonomi desa, yaitu industri dan wirausaha.
Tata Kelola Pemerintahan dan Kehidupan Sosial yang Adaptif
Pemerintah Desa Kartoharjo, yang terdiri dari Kepala Desa, perangkat, dan BPD, memegang peran sebagai regulator sekaligus fasilitator bagi perkembangan ekonomi warganya. Salah satu fokus utama pemerintah desa ialah mendukung keberlanjutan UMKM. Upaya ini diwujudkan melalui berbagai program, seperti memfasilitasi akses terhadap permodalan (misalnya melalui program Kredit Usaha Rakyat/KUR), mengorganisir pelatihan peningkatan kualitas produk dan pengemasan, serta membantu dalam promosi dan pemasaran. Pemerintah desa seringkali menjadi jembatan antara para pelaku UMKM dengan instansi pemerintah di tingkat kabupaten yang memiliki program pemberdayaan ekonomi.Kehidupan sosial masyarakat Kartoharjo sangat dinamis. Ritme kehidupan sehari-hari banyak diwarnai oleh kesibukan bekerja dan berproduksi. Interaksi sosial yang kuat terjalin di antara para pelaku usaha, membentuk jejaring informal yang saling mendukung. Kedekatan dengan pusat kecamatan membuat masyarakatnya lebih terbuka terhadap informasi dan pengaruh dari luar, namun nilai-nilai komunal seperti gotong royong dan solidaritas sosial tetap terjaga, terutama dalam acara-acara keagamaan dan hajatan warga.
Mengukuhkan Identitas sebagai Desa Wirausaha
Desa Kartoharjo telah berhasil membuktikan bahwa "kemakmuran" seperti yang tersirat dalam namanya dapat diraih melalui kerja keras, inovasi, dan semangat wirausaha. Masa depan desa ini terletak pada kemampuannya untuk terus mengukuhkan identitasnya sebagai desa produsen dan pusat UMKM. Tantangan ke depan meliputi persaingan pasar yang semakin ketat, kebutuhan akan inovasi produk (misalnya menciptakan varian rasa emping), serta standardisasi kualitas dan pengemasan agar dapat menembus pasar yang lebih luas. Dengan terus memperkuat ekosistem wirausahanya dan mengembangkan merek kolektif untuk produk-produk unggulannya, Kartoharjo berpotensi besar untuk menjadi model bagi pengembangan ekonomi desa berbasis industri rumahan di Kabupaten Magelang.
